Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Kekayaan alam Indonesia memang
melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya mineral semua
tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara tercinta ini antara lain
emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas, dan panas bumi. Panas
Bumi (Geothermal) adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum
banyak dimanfaatkan. Salah satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar
tetapi belum dieksploitasi adalah yang ada di Sarulla, dekat Tarutung, Sumut.
Sumber panas bumi Sarulla bahkan dikabarkan memiliki cadangan terbesar di
dunia.
Saat ini panas bumi (geothermal)
mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang dihasilkan dapat dikonversi
menjadi energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa pembangkit listrik
bertenaga panas bumi telah terpasang di manca negara seperti di Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru,
Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar
mereka di bidang geothermal dengan nama Enhanced Geothermal Systems (EGS). EGS
diprakarsai oleh US Department of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa
universitas seperti MIT, Southern Methodist University, dan University of Utah.
Proyek ini merupakan program jangka panjang dimana pada 2050 geothermal
meru-pakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan
untuk meningkatkan sumber daya geothermal, menciptakan teknologi ter-baik dan
ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya,
menekan harga listrik geothermal menjadi seekono-mis mungkin, dan keunggulan
lingkungan hidup. Program EGS telah mulai aktif sejak Desember 2005 yang lalu.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP
uap berasal dari reservoir panas bumi. Apbila fluida di kepala sumur berupa
fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian
turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar
generatorsehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar
dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair)
maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini
dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap
akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator
inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Skema PLTP
Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan
energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk
teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang
dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan
teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat
manusia. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka
kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak
di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat
listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari
pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut
mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik
yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya
menimbulkan pencemaran udara.
Energy Panas Bumi (Geothermal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar